Minggu, 22 Maret 2015

Alun-Alun Utara Jogja, Antara Simbol dan Tanda Perubahan Jaman

Alun-alun utara Kraton Jogja menjadi
salah satu tempat favorit warga Jogja
untuk mengisi waktu luang. Terutama
pada malam hari ditempat ini sering
diadakan berbagai event mulai dari
pasar malam, karnaval hingga konser
musik.
Letak Alun-alun Utara Jogja sangat
strategis karena berada dipusat kota.
Terlebih tempat ini sangat dekat dari
kawasan titik nol kilometer dan
Malioboro.
Alun-alun utara memiliki ukuran
panjang kali lebar 150 meter x 150
meter. Ciri khas yang nampak adalah
adanya pohon beringin kembar di
tengah lapangan dengan nama Kyai
Dewandaru dan Kyai Wijayandaru.
Selain itu, pada masa lalu di alun-
alun yang digunakan untuk acara
seketen tiap tahun hingga sekarang
memiliki 63 Pohon Beringin. Jumlah
63 itu menandakan usia yang dimiliki
Nabi Muhammad SAW.
Dari alun-alun ini wisatawan bisa
berkunjung ke objek wisata lain
dengan cara jalan kaki. Objek wisata
tersebut mulai dari Kraton Jogja,
Gudeg Wijilan, Masjid Agung
Kauman, Taman Sari, Titik Nol
Kilometer, Malioboro, Gedung
Agung, Bank Indonesia dan tentu
saja Benteng Vredeburg.
Alun-alun utara bukan hanya sekedar
tanah lapang tapi telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari
kraton. Hal ini karena banyak
kegiatan yang melibatkan ribuat
warga bisa dilakukan di tempat ini.
Bukan lagi hanya menjadi tempat
berkumpul tapi denyut nadi ekonomi
juga ada di sini. Ratusan pedagang
ada di sepanjang jalan membuat
siapa saja yang datang bebas
memilih menu disuka.
Pada jaman dulu alun-alun utara
memiliki banyak fungsi. Salah
satunya untuk latihan militer
prajurit. Selain itu juga untuk tapa
pepe atau berjemur diantara dua
pohon beringin kembar yang ada
ditengah alun-alun.
Konon siapapun yang ingin meminta
keadilan harus membuktikan
kesungguhannya dengan tapa pepe.
Bila tapa pepe berhasil maka raja
akan keluar untuk memberikan
keadilan untuk yang menjalankan
ritual tersebut.
Di sebelah timur pada jaman dulu
juga dibangun pendapa kecil yang
bernama perkapalan. Tempat itu
dibangun untuk istirahat para bupati
ketika berkunjung ke kraton.
Selain itu alun-alun utara bukanlah
area publik yang setiap orang bebas
masuk dan berlalu lalang. Tapi kini
seiring perkembangan jaman maka
tempat ini telah dibuka untuk publik
dan siapapun boleh mengaksesnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar